Sabtu, 30 November 2013

Diundang Allah


Bangganyaaaaa diundang Gubernur, Presiden, Menteri, Orang Kaya...
Tapi ga bangga diundang Allah...

Allah Mengundang kita. Memanggil kita. Lewat azannya muadzdzin. Lewat panggilan shalat. Ga tangung-tanggung. Allah Memanggil kita langsung ke “Kediaman-Nya”. Ke Rumah-Nya. Ke Istana-Nya. Ke Masjid-Nya. Kita diistimewakan, bisa datang sebelum waktunya, dan dilayani Allah dengan Allah menerima siapa yang mau shalat duluan. Disediakan oleh Allah shalat sunnah tahiyyatul masjid, sebelum tiba masuk shalat fardhunya, sebagai Grand-Meeting sama Allah. Dan kita diperbolehkan-Nya berdoa, sebelum berdoa setelah menyembah-Nya di waktu shalat fardhu datang, dengan melaksanakan shalat fardhu. Allah jamu kita tanpa membeda-bedakan siapa kita. Siapa yang datang duluan, dan bisa duduk di shaf 1, silahkan di shaf 1. Dan Allah tidak membatasi waktunya. Silahkan jika mau berlama-lama. Subhaanallaah.

Tapi kita ga memenuhi undangan Allah ini.
Kalaupun memenuhi Undangan-Nya, datangnya ga sepenuh hati. Datangnya tidak dengan badan yang wangi. Datangnya tidak dengan pakaian yang istimewa, bersih, dan wangi pula, dan datangnya males-malesan, ogah-ogahan, sisa energi terakhir, dan dalam keadaan letih, plus mungkin pula: ngantuk.
Sekali lagi, Allah Mengundang kita untuk shalat menghadap-Nya. Untuk bertemu-Nya. Dan kita ini diundang sebenernya langsung ke Rumah-Nya. Ke Istana-Nya. Yakni ke Masjid-Nya. Tapi ya ampuuuuuuunnn... Kita ini bener-bener ga kenal Allah. Ga kenal Rumah-Nya. Ga kenal Istana-Nya. Maka jadilah seperti yang saya tulis ini. Dan ini terjadi sama saya. Ya Allah...

Maka tulisan ini untuk saya.
Ampuni saya ya Allah. Dan ampuni semua orang yang sudah melalaikan Panggilan-Mu. Melalaikan Undangan-Mu. Melalaikan Perintah-Mu. Ampuni kami yang begitu menyepelekan shalat 5 waktu. Jika undangan yang kaya yang berkuasa begitu kami perhatikan, kami pakai pakaian yang habis dilaundry, atau bahkan baru. Kami perlakukan sebagai undangan sangat-sangat istimewa yang harus diabadikan, dicatat dalam sejarah, dibicarakan hingga anak cucu, dipajang fotonya, ga boleh sakit, ga boleh macet, ga boleh ketinggalan, maka kami malu ya Allah. Kami beristighfar. Macam apa kami memperlakukan Diri-Mu dan Panggilan-Mu? Macam apa kami memperlakukan Diri-Mu dan Undangan-Mu? Macam apa kami perlakukan Diri-Mu dan Perintah-Mu. Yaa Allah, maafkan kami...

Coba jajal hal berikut ini:
1.     Siapin persiapan fisik. Insya Allah, fisik oke, hati oke, kan tambah sip. Siapkan pakaian terbaik untuk menghadap Allah. Orang-orang betawi saleh zaman dulu bahkan mengganti pakaian dalam. Maaf ya. Padahal pakaian dalam itu ga kelihatan sama manusia. Tapi kata orang-orang tua betawi saleh zaman dulu, pakaian dalam pun dilihat Allah. Makanya zaman dulu, betawi-betawi tua, yang sekarang tentunya udah pada almarhum, pada salin di masjid. Salin kaen, salin baju, salen daleman. Subhaanallaah.
2.     Siapin minyak wangi. Tanpa alkohol. Untuk membedakan ketemu manusia dengan ketemu Allah.
3.     Menyengaja datang dengan bergembira. Riang. Bahwa yang kita datangi adalah Allah, Yang Telah Memberikan Segala Ni’mat-Nya untuk kita. Yang kita datangi adalah Yang Sudah Memanjangkan umur kita. Yang kita datangi adalah Yang Sudah Menjamin Kebutuhan dan Keperluan kita. Dan yang kita datangi adalah Yang Pasti Bisa Membantu kita asal Allah Berkehendak Membantu kita.
4.     Perhatikan kerapihan diri, kerapihan fisik. Buat saya, ini penting. Ngadep manusia aja super rapih, super keren, super wangi. Malah kadang pakaiannya adalah pakaian baru yang baru selesai dijahit, dibeli, dilaundry. Ubah ini. Ke Allah, harus lebih keren lagi. ke manusia, dipake tuh dasi, jas, kemeja cakep. Ke Allah, cukup dengan kaos, pakaian training/olahraga, kemeja lecek. Maasyaa Allah.
5.     Datangnya sebelum Allah Mengundang. Datang duluan. Pas azan tiba, kita harus usahakan kita udah di atas sajadah, sudah di Masjid, sudah selesai tahiyyatul masjid, berdoa, dan lain-lain zikir. Insya Allah jika dilakukan berturut-turut, tiada putus, tiada lelah, tiada merasa cape, istiqomah, ga mengeluh, insya Allah akan kelihatan perubahan dalam hidup.

Seperti kita mendatangi orang kaya, harusnya lebih dari itu kita datang kepada Allah. Kita bener-bener perlu sama Allah, dan perhatikan adabnya dalam menghadap Allah.

Insya Allah di bagian kanal yang lain kita akan simultan membahas dan mempelajari adab-adabnya shalat, sampe kemudian ilmunya. Dari mulai niat shalat, takbir, bacaan al Faatihah, sampe kemudian salam dan zikir setelah shalat.
Jajal dulu saran saya di atas ya. Beri reportnya di modul tugas. Jazaakumullaah. Saya doakan semua bisa berubah akhlak dan adabnya di hadapan Allah. Suasana hening di istana, bahkan sebelum sang raja datang, mudah-mudahan lebih lagi di Masjid-Nya Allah. Tidak ada obrolan sia-sia, tidak ada kegiatan sia-sia. Yang ada, hanyalah Qur’an, zikir, shalawat, istighfar, doa. Aamiin. Doakan saya juga bisa begitu. Aaamiin. Makasih ya.
Salam.

by : Kuliah Online bersama Ustazd Yusuf Mansur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar