Bangganyaaaaa diundang Gubernur, Presiden, Menteri, Orang Kaya...
Tapi ga bangga diundang Allah...
Allah Mengundang kita. Memanggil kita. Lewat azannya muadzdzin. Lewat
panggilan shalat. Ga tangung-tanggung. Allah Memanggil kita langsung ke
“Kediaman-Nya”. Ke Rumah-Nya. Ke Istana-Nya. Ke Masjid-Nya. Kita diistimewakan,
bisa datang sebelum waktunya, dan dilayani Allah dengan Allah menerima siapa
yang mau shalat duluan. Disediakan oleh Allah shalat sunnah tahiyyatul masjid,
sebelum tiba masuk shalat fardhunya, sebagai Grand-Meeting sama Allah. Dan kita
diperbolehkan-Nya berdoa, sebelum berdoa setelah menyembah-Nya di waktu shalat
fardhu datang, dengan melaksanakan shalat fardhu. Allah jamu kita tanpa
membeda-bedakan siapa kita. Siapa yang datang duluan, dan bisa duduk di shaf 1,
silahkan di shaf 1. Dan Allah tidak membatasi waktunya. Silahkan jika mau
berlama-lama. Subhaanallaah.
Tapi kita ga memenuhi undangan Allah ini.
Kalaupun memenuhi Undangan-Nya, datangnya ga sepenuh hati. Datangnya tidak
dengan badan yang wangi. Datangnya tidak dengan pakaian yang istimewa, bersih,
dan wangi pula, dan datangnya males-malesan, ogah-ogahan, sisa energi terakhir,
dan dalam keadaan letih, plus mungkin pula: ngantuk.
Sekali lagi, Allah Mengundang kita untuk shalat menghadap-Nya. Untuk
bertemu-Nya. Dan kita ini diundang sebenernya langsung ke Rumah-Nya. Ke
Istana-Nya. Yakni ke Masjid-Nya. Tapi ya ampuuuuuuunnn... Kita ini
bener-bener ga kenal Allah. Ga kenal Rumah-Nya. Ga kenal Istana-Nya. Maka
jadilah seperti yang saya tulis ini. Dan ini terjadi sama saya. Ya Allah...
Maka tulisan ini untuk saya.
Ampuni saya ya Allah. Dan ampuni semua orang yang sudah melalaikan
Panggilan-Mu. Melalaikan Undangan-Mu. Melalaikan Perintah-Mu. Ampuni kami yang
begitu menyepelekan shalat 5 waktu. Jika undangan yang kaya yang berkuasa
begitu kami perhatikan, kami pakai pakaian yang habis dilaundry, atau bahkan
baru. Kami perlakukan sebagai undangan sangat-sangat istimewa yang harus
diabadikan, dicatat dalam sejarah, dibicarakan hingga anak cucu, dipajang
fotonya, ga boleh sakit, ga boleh macet, ga boleh ketinggalan, maka kami malu
ya Allah. Kami beristighfar. Macam apa kami memperlakukan Diri-Mu dan
Panggilan-Mu? Macam apa kami memperlakukan Diri-Mu dan Undangan-Mu? Macam apa kami
perlakukan Diri-Mu dan Perintah-Mu. Yaa Allah, maafkan kami...
Coba jajal hal berikut ini:
1. Siapin persiapan
fisik. Insya Allah, fisik oke, hati oke, kan tambah sip. Siapkan pakaian
terbaik untuk menghadap Allah. Orang-orang betawi saleh zaman dulu bahkan
mengganti pakaian dalam. Maaf ya. Padahal pakaian dalam itu ga kelihatan sama
manusia. Tapi kata orang-orang tua betawi saleh zaman dulu, pakaian dalam pun
dilihat Allah. Makanya zaman dulu, betawi-betawi tua, yang sekarang tentunya
udah pada almarhum, pada salin di masjid. Salin kaen, salin baju, salen
daleman. Subhaanallaah.
2. Siapin minyak wangi.
Tanpa alkohol. Untuk membedakan ketemu manusia dengan ketemu Allah.
3. Menyengaja datang
dengan bergembira. Riang. Bahwa yang kita datangi adalah Allah, Yang Telah
Memberikan Segala Ni’mat-Nya untuk kita. Yang kita datangi adalah Yang Sudah
Memanjangkan umur kita. Yang kita datangi adalah Yang Sudah Menjamin Kebutuhan
dan Keperluan kita. Dan yang kita datangi adalah Yang Pasti Bisa Membantu kita
asal Allah Berkehendak Membantu kita.
4. Perhatikan kerapihan
diri, kerapihan fisik. Buat saya, ini penting. Ngadep manusia aja super rapih,
super keren, super wangi. Malah kadang pakaiannya adalah pakaian baru yang baru
selesai dijahit, dibeli, dilaundry. Ubah ini. Ke Allah, harus lebih keren lagi.
ke manusia, dipake tuh dasi, jas, kemeja cakep. Ke Allah, cukup dengan kaos,
pakaian training/olahraga, kemeja lecek. Maasyaa Allah.
5. Datangnya sebelum
Allah Mengundang. Datang duluan. Pas azan tiba, kita harus usahakan kita udah di
atas sajadah, sudah di Masjid, sudah selesai tahiyyatul masjid, berdoa, dan
lain-lain zikir. Insya Allah jika dilakukan berturut-turut, tiada putus, tiada
lelah, tiada merasa cape, istiqomah, ga mengeluh, insya Allah akan kelihatan
perubahan dalam hidup.
Seperti kita mendatangi orang kaya, harusnya lebih dari itu kita datang
kepada Allah. Kita bener-bener perlu sama Allah, dan perhatikan adabnya dalam
menghadap Allah.
Insya Allah di bagian kanal yang lain kita akan simultan membahas dan
mempelajari adab-adabnya shalat, sampe kemudian ilmunya. Dari mulai niat
shalat, takbir, bacaan al Faatihah, sampe kemudian salam dan zikir setelah
shalat.
Jajal dulu saran saya di atas ya. Beri reportnya di modul tugas.
Jazaakumullaah. Saya doakan semua bisa berubah akhlak dan adabnya di hadapan
Allah. Suasana hening di istana, bahkan sebelum sang raja datang, mudah-mudahan
lebih lagi di Masjid-Nya Allah. Tidak ada obrolan sia-sia, tidak ada kegiatan
sia-sia. Yang ada, hanyalah Qur’an, zikir, shalawat, istighfar, doa. Aamiin.
Doakan saya juga bisa begitu. Aaamiin. Makasih ya.
Salam.
by : Kuliah Online bersama Ustazd Yusuf Mansur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar